Tampilkan postingan dengan label Awards/Penghargaan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Awards/Penghargaan. Tampilkan semua postingan

Lukisan Deni Je dalam Jakarta Art Award 2008, “Rakit Indonesia” parodi “Raft of the Medusa”

 

Lukisan Deni Je dalam Jakarta Art Award 2008,
“Warna-Warni Jakarta”, Ancol, Jakarta, Indonesia

Lukisan “Rakit Indonesia”, buatan Deni Je tahun 2008, merupakan parodi terhadap karya “Raft of the Medusa” yang dibuat Théodore Géricault pada tahun 1819.

Lukisan Géricault yang sangat terkenal itu menceritakan kisah nyata kapal La Médusa milik pemerintah Perancis yang tenggelam di lautan Barat Afrika. Sang Kapten Kapal dan anak buahnya bersikap pengecut dengan meninggalkan kapal dan membiarkan 150 penumpang lainnya dalam bahaya.

Beberapa penumpang berinisiatif membuat rakit lalu dengan gagah berani berlayar dalam ombak besar. Penuh drama terjadi di tengah laut lepas, termasuk tindak kanibal karena kelaparan. Akhirnya, dalam lukisan yang menjadi tonggak aliran Romantikisme itu, hanya 15 orang penumpang yang berhasil menepi dengan selamat.

Deni mengubah konteks lukisan yang terjadi pada pemerintahan Perancis menjadi problem yang ada di Indonesia, ini disimbolkan dengan lambang Burung Garuda. Ketika lukisan ini dibuat, Indonesia tengah mengalami banyak bencana alam, perpecahan politik, kesehatan yang memburuk, maupun ekonomi yang terpuruk.

Deni menempatkan potret dirinya di pojok kanan atas. Ia menunjukk ke atas, untuk kembali pada-Nya sebagai solusi atas segala bencana yang terjadi.

Karya ini mendapatkan penghargaan sebagai Nominasi dalam Jakarta Art Award 2008, “Warna-Warni Jakarta”, Ancol, Jakarta, Indonesia





Penghargaan dari The Andaman Museum Thailand, Lukisan Deni Je mendapat "Globalization"

 

Seniman: Deni Je
Judul: Globalization
Tahun: 2005
Material: cat air di kertas
Ukuran: 70x70cm

Lukisan "Globalization" karya Deni Je ini memperoleh penghargaan dari The Andaman Museum Thailand. Piagam penghargaan ditandatangani oleh Keeratisak Phukaoluan selaku Walikota Krabi.

Lukisan ini berbentuk lingkaran meskipun dibuat di kertas persegi. Lingkaran ini menggambarkan bumi. Para penduduk globe saling bersolek untuk menarik perhatian. Akan tetapi, seseorang yang ada di tengah lingkaran justru menutup wajahnya dengan kain batik.

Karya ini diserahkan Deni ke museum tersebut terkait dengan kegiatan “Asian Watercolor Art Workshop & Exhibition 2006” di Andaman Museum. Kegiatan yang diikuti berbagai seniman dari negar-negara Asean ini diselenggarakan Andaman Culture Center. Acara yang digeler di Krabi Municipality Thailand ini berlangsung 21 Juni hingga 8 Juli 2016.



Kalimat Satukan Umat, Lukisan Deni Je, Pemenang Kompetis "Heritage of Ottoman Empire"

Seniman: Deni Je
Judul lukisan: Kalimat Satukan Umat
Material: Cat air di kertas
Ukuran: 70 x 103 cm



Peradaban Islam meninggalkan jejak artefak di berbagai penjuru dunia.

Bermula dari Makah dan Madinah, peradaban Islam menyebar hingga Spanyol, Afrika,  Chinna, dan tentu saja Nusantara. 

Titik penting yang tidak terlupakan adalah periode Usmaniyah. Bisyarah Nabi saw terwujud pada era ini, setelah lebih dari 8 abad. 

Karena peradaban Islam membentang sangat luas, kebinekaan menjadi keniscayaan. Akan tetapi, semua disatukan dengan kalimat sahadat, lailahaillah muhammad Rasulullah.

Deni Je melukis hal itu dengan ragam artefak jejak peradaban Islam di berbagai benua,disatukan dengan Sahadat yang menjadi latar belakang. 

Keragaman dan kesatuan ini terasa jika melakukan travelling ke situs-situs tersebut. Puncaki perjalanan dengan mempelajari sejarah Usmani.

Lukisan ini memenangkan kompetisi  "Heritage of Ottoman Empire" yang diselenggarakan oleh Terang Trip. Hadiah yang diterima adalah perjalanan ke Turki selama 9 hari. 







PENGHARGAAN SKETSA TERBAIK 1997

Penghargaan sketsa terbaik tahun 1997 ini diberikan oleh Minat Utama Seni Lukis, Prodi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, ISI Yogyakarta untuk Deni Je.

Penghargaan ini biasa diselenggarakan oleh kampus untuk mahasiswa tiap-tiap angkatan. Saat itu terdapat sekitar tujuh mahasiswa yang mendapatkan penghargaan ini.

Di almamater tersebut, penghargaan diberikan saat pameran yang digelar di lorong-lorong kampus pada masa akhir perkuliahan sketsa.



Lukisan Pemenang Kompetisi Seni Lukis Total Indonesie-YSRI, "Topeng Huduq" karya Deni Je

Lukisan Pemenang Kompetisi Seni Lukis Total Indonesie-YSRI, tahun 2000


Lukisan "Topeng Hudoq" ini memenangkan Kompetisi Seni Lukis Total Indonesie-YSRI, tahun 2000. Objek lukisannya adalah berbagai komposisi topeng hudoq yang merupakan kebudayaan tradisional Dayak, Kalimantan Timur. Selain itu terdapat juga figur orang Dayak di bagian kanan bawah.

Deni Je memadukan teknik kerok, halftone, lelehan, dan drawing. Teknik kerok digunakan pada sebagian besar bentuk topeng. Halftone dipakai di topeng sebelah kiri atas. Figur orang Dayak menggunakan drawing pensil di belakang lelehan cat minyak. 

Arah Tatap Sang Pangeran, Lukisan Deni Je, Parodi Terhadap Karya Raden Saleh dan Nicolaas Pieneman

Deni Je, Arah Tatap Sang Pangeran (The Price Gaze), 2007, akrilik di kanvas, 70x200 cm

 
Lukisan Deni Je "Arah Tatap Sang Pangeran" ini merupakan parodi terhadap dua lukisan terkenal sekaligus, yaitu "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh tahun 1857 dan "Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock" buatan Nicolaas Pieneman  antara 1830 dan 1835.

Dalam lukisan Pieneman, Diponegoro sering disebut-sebut berekspresi lemah, kalah, menyerah pada Belanda. Sebaliknya, dalam karya Saleh, Pangeran Diponegoro tampak gagah.  

Persoalannya, dalam lukisan Saleh, apa yang ditatap Diponegoro? Bukan Jenderal De Kock yang ada di depannya, bukan pula pengemudi kereta kuda.

Deni memadukan dua luksian tersebut, dan menemukan bahwa arah tatap Pangeran Diponegoro adalah bendera Belanda. Sang Pangeran sedang berang terhadap penjajah tersebut.

Desain lukisan ini kini dipajang di Makam Raden Saleh yang ada di kota Bogor. Video berikut menunjukkannya.

Lukisan ini mendapatkan penghargaan sebagai Karya Pilihan dalam Pameran Terseleksi “Setelah 20 Mei”, Jogja Gallery, Yogyakarta