PAINTING EXPLORER adalah kanal seni, baik praktek maupun teori, khususnya untuk lukisan. Media ini dikelola oleh Deni Je. Aktivitas kesehariannya sebagai seniman lukis, dosen seni lukis di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan konten kreator PAINTING EXPLORER YouTube Channel. Blog ini adalah pengganti website www.denijunaedi.com
üDeadline pengumpulan foto karya untuk
katalog: 10 Juni 2023
üDeadline pengumpulan karya asli
sampai lokasi: 19 Juni 2023
üSyarat: Mengikuti Kelas Kuliah
Seni Lukis Advance di Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER (kampus online
berbasis YouTube Membership)
üHarga karya maksimal: Tidak
dibatasi
üPersentase karya terjual: 65%
seniman, 35% penyelenggara
üBiaya pameran: ditanggung
penyelenggara, gratis untuk seniman
üTransportasi dan packing karya: Seniman
üPenyelenggara pameran: PAINTING EXPLORER
YouTube Channel & Koat Kopi UMY
üTema
pameran: “Disrupsi Membumi” - Disrupsi merupakan lompatan inovasi dari
sistem lama menuju tatanan baru. Disrupsi membumi berarti sikap yang tidak
melupakan tatanan kehidupan offline kendati jagad online telah menjadi
keniscayaan.
Kampus Seni Lukis PAINTING
EXPLORER kembali menyelenggarakan pameran lukisan, rekan-rekan seniman diundang
turut serta. Tidak ada batasan usia, tidak ada batasan domisili, dan dapat
menjual karya.
Kampus Seni Lukis PAINTING
EXPLORER adalah kampus online lewat kanal YouTube Membership PAINTING EXPLORER:
www.youtube.com/@PAINTINGEXPLORER
Pamerannya di selenggarakan di
Jogja tanggal 24 Juni – 22 Juli 2023, ini keterangan lengkapnya: https://youtu.be/niB66Giwhcs
Tautan lebih rinci ada di
Linktree PAINTING EXPLORER, dapat diakses lewat profil Instagram @deni.painting
, @painting.explorer , atau link: https://linktr.ee/paintingexplorer
“Ini pertama kali di dunia, pameran seni
lukis secara offline sebagai hasil kuliah online di YouTube Membership,”
demikian klaim yang saya sampaikan sambil melukis dalam siaran langsung di
PAINTING EXPLORER Channel. “Jika pernyataan itu salah, jika ada peristiwa
serupa yang terjadi di salah satu sudut bumi, saya akan mencabut pernyataan tersebut,”
demikian kuimbuhkan.
Viewer yang mengikuti live streaming tersebut
tentu saja tidak mau percaya begitu saja. Penonton yang kusapa dengan
rekan-rekan PAINTING EXPLORER itu langsung Googling, mencari-cari, apakah ada
pameran seni lukis secara luring yang karya-karyanya berasal dari perkuliahan
daring lewat fitur YouTube Membership?
Setelah beberapa saat mereka mengabari bahwa tidak ada
peristiwa serupa yang telah diselenggarakan. Komen lain memberikan ucapan
selamat bahwa PAINTING EXPLORER telah menjadi pionir.
Saya nekat mengklaim seperti itu karena menimbang
bahwa program Membership atau Langganan belum lama dikeluarkan oleh YouTube.
Lebih dari itu, niche seni lukis tidak seluas ceruk lain semacam politik
atau ekonomi. Memang kanal lukisan semakin lama semakin banyak, baik yang
berbahasa Indonesia lebih-lebih Inggris, namun tidak banyak yang membuka
program Membership, karena YouTube memberikan syarat tertentu untuk membukanya.
Kanal Seni Lukis
PAINTING EXPLORER adalah kanal
seni di YouTube, khususnya seni lukis, baik teori maupun praktik. Channel yang diluncurkan tanggal 7 Januari 2018 ini kontennya
terhitung luas, dari tutorial lukisan sederhana, unboxing material lukis,
kuliah estetika, hingga tafsir karya seni terkait peradaban. Singkat kata, lewat
seni lukis saya explor kemana-mana. Melalui cara seperti itu, kini ketika
tulisan ini dibuat, PAINTING EXPLORER telah mengunggah lebih dari 1.000 video.
Empat tahun kemudian, tepatnya 15
Maret 2022, kanal ini
meluncurkan Kampus Seni Lukis PAITING EXPLORER yang dijalankan dalam fitur YouTube Membership. Kampus online ini saya buka bersamaan dengan kuliah
online yang mesti dijalani kampus-kampus di seluruh dunia karena pandemi.
Demikian pula, di minat utama seni lukis, Prodi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa,
Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, saya dan seluruh dosen pengampu
menyelenggarakan kuliah online selama kurang lebih dua tahun. Saat itu,
aplikasi Whatsapp banyak digunakan.
Di PAINTING
EXPLORER, tatap layar menggunakan platform YouTube, tugasnya diunggah di Google
Classroom, dan koordinasinya melalui WA Grup.
Terdapat 5 kelas dalam edukasi
seni ini, yaitu: Kuliah Seni Lukis Sit In, Kuliah Seni Lukis Placement, Kuliah
Sketsa, Seni Lukis Elementer, dan Seni Lukis Advance. Sebelumnya kanal ini juga
pernah menyelenggarakan Kuliah Seni Lukis Abstrak sebagai giveaway syukuran
setelah mendapat lebih dari 10K subscriber; terdapat 10 tugas dalam Kuliah Seni Lukis Abstrak,
kini sampai ke tugas ke-9.
Dengan semangat disrupsi seni, sistem
perkuliahan dibuat beda. Kelulusan tidak tergantung pada lama studi, tetapi
kemampuan mencipta karya seni. Mahasiswa PAINTING EXPLORER akan diwisuda jika
dapat berpameran tunggal dengan 25 lukisan hasil Kuliah Seni Lukis Advance.
Pameran ini tentu disertai tetek-bengek perhelatan seni, seperti katalog
dan upacara pembukaan. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya belajar melukis
tetapi juga berpameran seni lukis.
Selain itu, kampus ini juga mendisrupsi
umur mahasiswa. Tidak ada batasan untuk mengikuti perkuliahan. Selama ini,
mahasiswa tertua berusia 52 tahun dan termuda 10 tahun.
Civitas Akademika yang Inspiratif
Di luar dugaan, progres skill mahasiswa
PAINTING EXPLORER ternyata sangat kencang. Dalam Kuliah Sketsa, misalnya, di
tugas ke-4 rata-rata mahasiswa telah dapat membuat garis spontan dan berani.
Lebih-lebih, mereka mampu menambahkan efek cipratan tinta secara artistik.
Selain itu, banyak juga mahasiswa yang telah memiliki
modal estetis. Bentuknya telah kuat, tekniknya telah mapan. Dengan demikian,
tinggal menstimulasi dengan konsep yang menggelitik. Benar saja, ketika materi
tentang “konsep penciptaan”, “konsep perwujudan”, “subject matter”,
maupun “content” diberikan, mahasiswa online ini semakin melesat.
Hal yang lebih menggugah adalah semangat para
pembelajar ini. Mental mahasiswa PAINTING EXPLORER sungguh kuat. Saya
menerapkan teknik kritik seni sebagai yang saya gunakan ketika mengajar
mahasiswa seni lukis ISI Yogyakarta. Kekurangan dan kelebihan karya mahasiswa
saya katakan apa adanya meski terasa pedas.
Rupanya mental para seniman ini tidak terbuat dari
kerupuk, tetapi baja. Kerupuk akan remuk ketika digepuk. Baja menjadi senjata saat
ditempa.
Potensi yang tidak baen-bain ini eman-eman jika
hanya saya yang menikmati. Karyanya mesti dapat dapat diakses publik. Jadi, apalagi
kalau bukan pameran?
Konsep Pameran
Kami pun menggelar rapat lewat Google Meet. Ternyata
pesertanya dari berbagai belahan Nusantara: Jakarta, Cilacap, Palembang,
Pedamaran Ogan Komering Ilir, Jepara, Tegal, Bogor, Bandung, Surabaya,
Padangsidimpuan, Jogja, dll. Kami memutuskan untuk menggelar pameran seni
lukis.
Karya yang dipamerkan adalah hasil perkuliahan di
PAINTING EXPLORER. Baik lukisan maupun
sketsa dapat ditampilkan. Material lukisan tidak terbatas, boleh kanvas boleh
kertas.
Pameran secara offline hasil kuliah online menginspirasi
untuk mengangkat tema alam yang terkoneksi dengan persoalan digital. Konten
lukisan di YouTube sebenarnya juga tentang dua hal itu. Lukisan adalah karya
manual, tampilannya di YouTube berubah menjadi digital. Untuk itu, tema
“Lumbung Padi Lumbung Konten” menjadi pilihan.
Jauh sebelum mengenal teknologi modern, masyarakat
Nusantara telah memiliki cara untuk menyimpan padi agar awet, bertahan
berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Piranti tradisional itu adalah lumbung
padi. Setelah panen dan menjalani proses pengeringan, padi disimpan dalam
lumbung. Hal tersebut merupakan cara masyarakat saat itu untuk menjamin
ketahanan pangan, jaminan untuk menghadapi masa paceklik.
Bentuk lumbung padi ini artistik, setiap daerah
memiliki keunikan, namun rata-rata memakai jenis rumah panggung, lantainya
ditinggikan agar tidak menyentuh tanah. Di Jawa, lumbung padi kadang disebut
lumbung desa atau lumbung gabah. Masyarakat Minangkabau, membuat lumbung dengan
pola rumah gadang dan menyebutnya rangkiak. Sementara itu masyarakat Sunda
membuat leuit, dan penduduk Toraja mendirikan lumbung padi bergaya tongkonan.
Di era teknologi informasi digital, lumbung padi
mengingatkan pada fenomena passive income. Di dunia online, passive
income merupakan bentuk penghasilan yang diperoleh kendati penerima dalam
keadaan pasif, tidak bekerja. Lebih tepatnya, pekerjaan hanya dilakukan sekali
di awal tetapi hasilnya diperoleh sepanjang waktu.
Contohnya adalah Microstock. Microstock berasal dari
kata micropayment dan stock photography. Microstock merupakan
stock atau gudang foto berkualitas tinggi, yang hak penggunaan atau lisensinya
dapat dibeli. Seorang kontributor hanya perlu mengunggah sekali dan jika
gambarnya didownload maka ia akan dibayar, jika karyanya diunduh berkali-kali
ia pun gajian berkali-kali. Dengan kata lain Microstock adalah Lumbung Gambar. Demikian
pula, seorang YouTuber akan mendapatkan penghasilan adsense berkali-kali untuk
sebuah video yang ia upload jika video itu ditonton viewers. Inilah Lumbung
Konten.
Mahasiswa dapat merespon tema “Lumbung Padi Lumbung
Konten” ini dari sudut pandang lumbung padi saja, atau hanya lumbung konten,
maupun menggabungkan keduanya dalam konsep yang kreatif.
Kolaborasi Seni
Perlu banyak orang untuk mengangkat meja besar. Untuk
menggelar pameran perdana PAINTING EXPLORER saya perlu menggandeng para pihak.
Kebetulan, Pak Taufik Ridwan selaku CEO Dini Art
Management menanyakan perihal mockup pameran yang saya unggah di
Facebook dan Instagram @deni.painting. Kerjasama pun berjalan. Pak Taufik yang
memiliki banyak relasi langsung menemukan tempat menarik untuk berpameran.
Kami menuju Grand Rohan Hotel Jogja untuk bekerjasama.
Pak Aan selaku General Manager hotel megah itu menerima dengan senang
hati. Kami akan menggelar puluhan karya di hotel yang berhadap-hadapan dengan
Jogja Expo Center itu.
Semua bersemangat, Mas Reno Iskajaya selaku Ketua
Kelas Mahasiswa Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER akan ke Jogja meskipun
menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari Pedamaran OKI. Mas Koestrita, mahasiswa
senior asal Jakarta, tidak hanya piawai berakrobat dengan teknik untuk lukisan
abstrak. Beliau juga mahir memainkan alat musik, untuk itu di malam pembukaan
akan membuat pameran semakin syahdu.
Para seniman PAINTING EXPLORER yang akan unjuk karya antara
lain: Ahmad Fauzi, Bari Rusmi, D. Koestrita, Egis LR.,
Eka Wisnu Sumantri, Gani, Ida Masri, Hendra Lele, Kiki Ayam, Nia Nurmawati,
Reno Iskajaya, Rosinda Kartika, Rutta, Sugeng Pribadi, William Marvel.
Mereka memiliki kedahsyatan sendiri-sendiri. Mas Fauzi memiliki garis sketsa
yang artistik; Mbak Bari mampu memadukan dua hal yang berbeda yaitu pemandangan
imajinatif dengan bentuk flat; Mas Koestrita punya kejutan-kejutan
teknis meski benang merahnya terjaga; Mas Egis artistik dalam mengeksekusi
karya; Mas Eka mantab garis sketsanya; Mas Gani memiliki keberanian goresan;
Mas Lele hadirkan alemen visual yang dinamis; Mas Kiki mampu stimulasi mood
mendalam; Mbak Nia seperti penari dalam sketsanya; Mas Reno ciptakan bentuk unik;
Mbak Rosinda berani bermain warna; Mas Rutta cerdas menerjemahkan tema; Pak Sugeng
tampil dengan teknis prima; dan Mas William Sang Mahasiswa Termuda sungguh luar
biasa semangatnya.
Saya tak mau ketinggalan semangat. Saat para mahasiswa
menggelar pameran bersama, saya putuskan untuk menyelenggarkan pameran tunggal
lukisan ke-4. Juluknya kali ini adalah “Responsibility: Apakah dosen seni lukis
harus bisa melukis?”
Pameran “Lumbung Padi Lumbung Konten” akan dibuka oleh
seorang pakar beras dari Yogyakarta: Ibu Rochani. Sementara itu, pameran
tunggal saya akan ditandai dengan orasi seni oleh pelaku seni rupa Indonesia
yang banyak akal: Agus Yaksapedia.
Semua kehebohan itu akan diselenggarakan pada tempat
dan waktu yang sama: Grand Rohan Hotel Jogja, 22 Oktober 2022, pukul 19:15.
Pameran berlangsung hingga 22 November 2022. Rekan-rekan semua kami undang
untuk menjadi saksi. Harga tiketnya adalah cinta, gratis untuk rekan-rekan. []
Ini peristiwa
pertama... Pameran lukisan hasil kuliah seni lukis di YouTube Membership
Senimannya
antara lain: Ahmad Fauzi, Bari Rusmi, D.
Koestrita, Egis LR., Eka Wisnu Sumantri, Gani,
Ida Masri, Hendra Lele, Kiki Ayam, Nia Nurmawati, Reno Iskajaya, Rosinda Kartika, Rutta, William Marvel.
Peserta pameran adalah mahasiswa
Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER. Karena kampus ini diselenggarakan secara
online, pesertanya berasal dari berbagai kota, seperti: Jakarta, Cilacap,
Palembang, Pedamaran Ogan Komering Ilir,Jepara, Tegal, Surabaya, Padangsidimpuan,
dll. Senimannya antara lain: Ahmad
Fauzi, Bari
Rusmi, D.
Koestrita, Egis LR., Eka Wisnu Sumantri, Gani, Ida Masri, Hendra Lele, Kiki Ayam, Nia Nurmawati, Reno Iskajaya, Rosinda Kartika, Rutta, William Marvel.
Penyelenggara Pameran
Pameran ini diselenggarakan oleh
Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER. PAINTING EXPLORER adalah kanal seni di
YouTube, khususnya seni lukis, baik teori maupun praktik. Channel ini dikelola
oleh Deni Je. Selain sebagai konten kreator, ia juga seorang pelukis dan dosen
seni lukis di ISI Yogyakarta.
Sejak 15 Maret 2022, PAITING
EXPLORER Channel meluncurkan Kampus Seni Lukis yang dijalankan lewat fitur
Membership YouTube. Terdapat 5 kelas dalam edukasi seni ini, yaitu: Kuliah Seni
Lukis Sit In, Kuliah Seni Lukis Placement, Kuliah Sketsa, Seni Lukis Elementer,
dan Seni Lukis Advance. Sebelumnya kanal ini juga pernah menyelenggarakan
Kuliah Seni Lukis Abstrak sebagai giveaway syukuran setelah mendapat lebih dari
10K subscriber.
Karya
Karya seni yang dipamerkan telah
melewati perkuliahan di Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER. Karya yang
dipamerkan berupa lukisan dan sketsa dengan berbagai media.
Konsep Pameran
Jauh sebelum mengenal teknologi modern, masyarakat Nusantara
telah memiliki cara untuk menyimpan padi agar awet, bertahan berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun.
Piranti tradisional itu adalah lumbung padi. Setelah panen dan
menjalani proses pengeringan, padi disimpan dalam lumbung. Ini merupakan cara
masyarakat saat itu untuk menjamin ketahanan pangan, jaminan untuk menghadapi
masa paceklik.
Bentuk lumbung padi ini artistik, dan setiap daerah memiliki
keunikan, namun rata-rata memakai jenis rumah panggung, lantainya ditinggikan
agar tidak menyentuh tanah.
Di Jawa, lumbung padi kadang disebut lumbung desa atau lumbung
gabah. Masyarakat Minangkabau, membuat lumbung dengan pola rumah gadang dan
menyebutnya rangkiak.
Sementara itu masyarakat Sunda membuat leuit, dan penduduk Toraja mendirikan
lumbung padi
bergaya tongkonan.
Di era teknologi informasi digital, lumbung padi mengingatkan
pada fenomena passive income. Di dunia online passive income merupakan bentuk
penghasilan yang diperoleh kendati penerima dalam keadaan pasif, tidak bekerja.
Lebih tepatnya, pekerjaan hanya dilakukan sekali di awal tetapi hasilnya
diperoleh sepanjang waktu.
Contohnya adalah Microstock. Microstock berasal dari kata
micropayment dan stock photography. Microstock merupakan stock atau gudang foto
berkualitas tinggi, yang hak penggunaan atau lisensinya dapat dibeli. Seorang
kontributor hanya perlu mengunggah sekali dan jika gambarnya didownload maka ia
akan dibayar, jika karyanya diunduh berkali-kali ia pun gajian berkali-kali.
Dengan kata lain Microstock adalah Lumbung Gambar.
Demikian pula, seorang YouTuber akan mendapatkan penghasilan
adsense berkali-kali untuk sebuah video yang ia upload jika video itu ditonton
viewers. Inilah Lumbung Konten.
Pelukis merespon tema “Lumbung Padi Lumbung Konten” ini dari
sudut pandang lumbung
padi saja,
atau hanya lumbung
konten,
maupun menggabungkan keduanya dalam konsep yang kreatif.
22 Oktober - 22 November 2022, Hotel Grand Rohan Jogja
Pembukaan 22 Oktober 2022, pukul 20:00
=====
Konsep Pameran:
Jauh sebelum mengenal teknologi modern, masyarakat Nusantara telah memiliki cara untuk menyimpan padi agar awet, bertahan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun.
Piranti tradisional itu adalah lumbung padi. Setelah panen dan menjalani proses pengeringan, padi disimpan dalam lumbung. Ini merupakan cara masyarakat saat itu untuk menjamin ketahanan pangan, jaminan untuk menghadapi masa paceklik.
Bentuk lumbung padi ini artistik, dan setiap daerah memiliki keunikan, namun rata-rata memakai jenis rumah panggung, lantainya ditinggikan agar tidak menyentuh tanah.
Di Jawa, lumbung padi kadang disebut lumbung desa atau lumbung gabah. Masyarakat Minangkabau, membuat lumbung dengan pola rumah gadang dan menyebutnya Rangkiak. Sementara itu masyarakat Sunda membuat Leuit, dan penduduk Toraja mendirikan lumbung pada bergaya Tongkonan.
Di era teknologi informasi digital, lumbung padi mengingatkan pada fenomena passive income. Di dunia online passive income merupakan bentuk penghasilan yang diperoleh kendati penerima dalam keadaan pasif, tidak bekerja. Lebih tepatnya, pekerjaan hanya dilakukan sekali di awal tetapi hasilnya diperoleh sepanjang waktu.
Contohnya adalah Microstock. Microstock berasal dari kata micropayment dan stock photography. Microstock merupakan stock atau gudang foto berkualitas tinggi, yang hak penggunaan atau lisensinya dapat dibeli dengan harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan karya fotografer profesional. Seorang kontributor hanya perlu mengunggah sekali dan jika gambarnya didownload maka ia akan dibayar, jika karyanya diunduh berkali-kali ia pun gajian berkali-kali. Dengan kata lain Microstock adalah Lumbung Gambar.
Demikian pula, seorang YouTuber akan mendapatkan penghasilan adsense berkali-kali untuk sebuah video yang ia upload jika video itu ditonton viewers. Inilah Lumbung Konten.
Pelukis dapat merespon tema “Lumbung Padi Lumbung Konten” ini dari sudut pandang Lumbung Padi saja, atau hanya Lumbung Konten, maupun menggabungkan keduanya dalam konsep yang kreatif.
=====
Jadwal:
22 Oktober 2022, 20:00: Pembukaan
22 Oktober - 22 November 2022: Pameran Berlangsung
9 September 2022, 20:00: Rapat
21 Oktober2022: Cek kesiapan akhir
16 - 20 Oktober 2022: Display
7 Oktober 2022: Deadline pengiriman karya ke transit Jogja
6 Oktober 2022: Deadline pengiriman foto karya dan CV