Tampilkan postingan dengan label Seniman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Seniman. Tampilkan semua postingan

SENIMAN CAT AIR PAPAN ATAS: Teguh Wiyatno Berbahasa Visual Surealistik

Teguh Wiyatno Berbahasa Visual Surealistik

Oleh: Deni Je

 

             Teguh Wiyatno lahir tanggal 13 Mei 1978 di Kutoarjo, kota kecil dekat Purworejo Jawa Tengah. Keluarganya sangat miskin. Ayahnya yang bekerja sebagai buruh pabrik kerupuk hanya mampu menyewa rumah berlantai tanah dan berdinding gedek, anyaman bambu. Ia sudah menunjukkan ketertarikan menggambar sejak sebelum TK. Saat belajar agama Islam di “Sekolah Arab” Parakan ia tertarik membuat kaligrafi Arab.

Kegemarannya membaca dan mengamati komik membuat Teguh Wiyatno bercita-cita sebagai seorang komikus. Kegemarannya tersebut tidak disukai oleh keluarga, meski begitu ketika SMP ia mampu membaca 20 komik dalam sehari. Lebih dari itu Teguh dapat membuat 3 buku komik setebal 200 halaman. Melihat bakat melukisnya, guru BP-nya menyarankan Teguh melanjutkan di SMSR Yogyakarta.


Teguh Wiyatno bersama karyanya yang sedang dalam proses penciptaa


Agus Baqul Purnomo: Dulu, Kini, dan Kelak

Agus Baqul Purnomo
Dulu, Kini, dan Kelak

Oleh: Deni Junaedi*


Tulisan ini dimuat dalam Katalog Pameran Tunggal Lukisan
Agus Baqul Purnomo, Transit, tahun 20015, di Bentara Budaya Yogyakarta 

  

                Kini posisi Agus Baqul Purnomo dalam peta seni rupa Asia semakin menguat. Wilayah kaligrafi kontemporer tidak dapat dibahas tanpa kehadirannya. Perupa kelahiran 1975 ini tiada henti mengeksplorasi persoalan tersebut dan intens berpameran di berbagai kota besar Asia, seperti: Kuala Lumpur, Singapura, Dubai, Tokyo, Manila, Seoul, Beijing, Taiwan, Jakarta, Bandung, Bali, Magelang, dan tentu saja Yogyakarta; bahkan mulai melebar ke Liverpool, Athena, dan California.  

            Penggalan aktivitas panjangnya dapat dicermati dalam pameran Transit yang menampilakan karya pilihan tahun 2005 hingga 2015. Pameran tunggal ini juga dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana karya Baqul kelak. Dengan kata lain, gelar lukisan ini mengindikasikan kegairahannya selama berproses: ia telah melakukan perjalanan panjang dan akan menuju perjalanan yang lebih panjang lagi.