Pameran Tunggal Lukisan Kedua Deni Je “on the spot”



Pameran Tunggal Lukisan Deni Je “on the spot” menampilkan hasil lukis luar ruang (en plein air) Gelaran seni ini dibuka pada Ahad 19 September 2021, pukul 19:00. Pameran berlangsung dari 19 September hingga 10 Oktober 2021, di “Dijogja Coffee”, Ring Road Utara Yogyakarta. Pameran digelar secara offline di lokasi dan online di PAINTING EXPLORER Channel.

Tema “on the spot” pada Pameran Tunggal Lukisan Deni Je ini terkait dengan aktivitas melukis langsung di luar ruangan (en plein air) yang di Indonesia dikenal dengan istilah on the spot.

Gairah Deni Je bangkit ketika melukis langsung di alam terbuka. Kenikmatan berkarya di tempat baru ini menjadi penjeda aktivitas berkeseniannya sehari-hari di studio lukis, mirip reff dalam lagu. Penjedaan ini membuat ketagihan, sebagaimana reffrein yang bermakna ‘pengulangan’. Melukis langsung on the spot menagih saya untuk mengulangi dan terus mengulangi.

Untuk itu, meskipun tanpa perencanaan yang sistematis dalam hal tempat dan waktu, Deni telah melakoni lukis luar studio di beberapa kota, baik di dalam maupun luar negeri. Kota Indonesia yang pernah saya singgahi untuk melukis antara lain: Padang, Manado, Lampung, Bali, Bangka, Batam, Dieng, Banyumas, Bogor, Bandung, Magelang, Jakarta, Klaten, Kendal, Weleri, Boja, dan ada yang lupa. Lokasi luar negeri yang pernah saya gunakan OTS, demikian on the spot biasanya disingkat, adalah Malaysia, Thailand, dan Turki.

Kegiatan outdoor painting ini, tentu saja, paling sering ia lakukan di Yogyakarta, kota tinggal sejak tahun 1997 ketika pertama kali menjadi mahasiswa seni lukis ISI Yogyakarta; dan kegiatan ini terus berlangsung setelah Deni diterima sebagai dosen seni lukis di kampus ‘ibu susuhan’ (alma mater) pada 2004; bahkan terus dinikmati hingga sekarang. Ini berkesesuaian dengan mata kuliah yang ia ampu, Seni Lukis Dasar I maupun II, dengan materi melukis langsung pada suatu lokasi dengan cara mengamati objek, misalnya, melukis langsung di Istana Air Tamansari.

En plein air, istilah pakem akademis untuk on the spot, pun telah ia jalani sebelum kuliah. Desa kelahirannya, Sukorejo yang ada di lereng Gunung Perahu, menarik perhatian untuk aktivitas lukis luar ruangan ini. Bahkan ketika mudik saya tidak lupa membawa seperangkat alat on the spot.

Kota-kota tadi seringkali tidak dimaksudkan sebagai agenda en plein air semata. Perjalanannya ke sana untuk urusan lain tetapi masih terkait dengan dunia seni lukis, misalnya menjadi juri lomba lukis nasional, sebagaimana yang terjadi di Jakarta, Batam, Manado, Lampung, Bangka, atau Bogor; juga untuk menjadi pembicara, seperti ketika mengisi Seminar Estetika Nasional di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Di sela-sela agenda yang telah disusun panitia, Deni Junaedi, demikian nama asli Deni Je, menyelinap menikmati pemandangan baru untuk direkam dalam kertas.

Demikian juga, saat pergi bersama keluarga untuk makan-makan di tempat menyenangkan, ia sempatkan untuk melukis, meskipun dalam ukuran kecil, contohnya, melukis di Kampung Mataraman dan Rumah Makan Tempoe Doeloe. Bahkan, ketika anak kedua opname di RS Panembahan Senopati, saya menjaga sambil melukis landskap yang tampak dari teras.

Selain itu, Deni beberapa kali secara khusus mengagendakan outdoor painting, baik sendiri maupun bersama beberapa teman. Ketika melukis Masjid Al-Aqsa Klaten dan Pantai Pandansari, misalnya, saya melukis sendiri, yang lain hanya menemani.

Ia beberapa kali membuat perjalanan seni atau arts trip bersama Jejaring Seniman Muslim KHAT. Agenda ini memang dirancang untuk melukis langsung pada lokasi-lokasi bersejarah peradaban Islam. Lokasi yang pernah dikunjungi antara lain adalah Kraton Kanoman Cirebon, Masjid Sunan Ampel Surabaya, Kraton Kasunanan Surakarta, Masjid Baing Yusuf Purwakarta, Makam Syekh Jumadil Kubro, dan Kampung Seribu Masjid Dieng.

Sementara itu, untuk perjalanan ke luar negeri selalu berhubungan dengan seni meskipun tidak selalu khusus untuk en plein air. Agenda yang khusus untuk outdoor painting adalah ‘Asian Watercolor Art Workshop & Exhibition’ yang diselenggarakan Andaman Museum, Krabi, Thailand. Saat itu,on the spot dilakukan di beberapa tempat wisata yang ada di seputaran kota Krabi. Seniman cat air dari berbagai negara beraksi kala itu, dari Indonesia diwakili dua seniman: Deni Je dan Teguh Wiyatno.

Sketsa on the spot saya kerjakan di Malaysia saat pameran lukisan di Pace Gallery Petalingjaya. Waktu itu pameran diikuti seniman dari Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Selanjutnya, keberangkatan Deni ke Turki sebagai hadiah kompetisi seni yang diselenggarakan oleh Terang Trip Jakarta. Di negeri yang ada di benua Eropa dan Asia ini saya melukis Masjid Selimiye Edirne, Menara Galata dari pinggir Teluk Tanduk Emas, dan Gunung Salju Uludag. Sayangnya, waktu di Hongkong untuk studi banding industry kreatif saya tidak sempat on the spot.

Berikut ini dokumentasi video saat pembukaan pameran "on the spot" dan dokumentasi foto yang dibidik oleh Dian Agus Maryanto dan Tito Susatyo Nugroho.





























































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar