DENI JE, SOSOK ENERJIK PENGGALI ORISINALITAS KEKUATAN KARYA YANG MENCERAHKAN


DENI JE, SOSOK ENERJIK PENGGALI ORISINALITAS KEKUATAN KARYA YANG MENCERAHKAN

Oleh: Eiwand Suryo

Dimuat dalam Katalog Pameran Tunggal Lukisan Deni Je Pertama "The Sent Down Iron"
(E-Katalog terlampir)


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidaklah begitu banyak Seniman menekuni dunia seni terutama cat air di Yogyakarta ini,memakai material Cat air kemungkinan banyak hanya sebagai media tambahan atau mixed media dalam berkarya.Sehingga bisa dikatakan ini adalah jalur sunyi yang dipilih Seniman Jogjakarta bernama Deni Junaidi yang populer di sapa Deni Je ini. Sosok pria enerjik yang lahir di Sukorejo Kendal / 21 Juni 1973 yang saya kenal ini merupakan seorang yang multi tangguh. Dengan bekal pendidikan S1, 1997 – 2004, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Fakulatas Seni Rupa, Jurusan Seni Murni, Minat Utama Seni Lukis (IPK 3,65) serta S2, 2010 – 2012, Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa,Program Pascasarjana UGM Yogyakarta mampu mengantarkan kariernya sebagai Dosen di ISI Yogyakarta, Tak hanya itu Bung Deni Je (sapaan saya pada beliau) juga melakoni ruang kreatifnya sekarang dengan menjadi konten kreator PAINTING EXPLORER Channel. Aktif berkarya dan berpameran sejak tahun 1991 hingga sekarang tentunya tidak bisa diragukan lagi kiprah berkeseniannya. 

Cat Air sebagai media berkarya Bung Deni Je termasuk pilihan tepat dan menjadi kepiawainya, dalam sebuah referensi media Cat air ini cukuplah tua menurut perputaran waktunya, Sebelum tercipta kamera, manusia mendokumentasikan tentang dunia dan manusia di dalamnya melalui lukisan. Melukis menggunakan cat minyak di atas sebuah kanvas adalah media yang menjadi pilihan saat itu, karena warna yang dihasilkan cerah dan daya tahan dari medium itu sendiri yang menjadi alasannya. Namun, mulai dari abad ke-18, banyak dari seniman di Eropa mulai menyukai cat air, terutama yang seniman yang suka melukis di luar ruangan. Bahan dan peralatan melukis dengan cat air dapat dengan mudah dibawa kemana pun. Selain itu juga, pigmen yang dihasilkan cat air sangat tipis dan transparan sehingga memungkinkan cahaya memantul dari permukaan kanvas dan menghasilkan cahaya yang tidak bisa dibuat oleh cat minyak. Tetapi kelemahan dari cat air dibandingkan dengan cat minyak adalah daya tahannya. “Watercolors adalah dokumen yang rapuh” dijelaskan oleh Watercolor World yang merupakan badan amal yang telah mendigitalkan ribuah lukisan cat yang berusia ratusan tahun. Watercolor World berpusat di Inggris.

“Cat air dapat memudar seiring berjalannya waktu, terutama jika terpapar sinar matahari dan juga sangat rentan terhadap perubahan suhu dan kelembaban. Untuk alasan ini, banyak lukisan cat air yang disimpan dalam sebuah album dan kotak arsip khusus yang telah diatur keamanannya. Tetapi, konsekuensinya, lukisan cat air kemudian tidak begitu mendapat perhatian publik. Lukisan cat air dipenuhi ketidakjelasan, diabaikan dan diremehkan. Sehingga kadang hilang dan hancur.” Namun di era kontemporer ini Seni cat air merupakan media seni rupa yang paling cepat berkembang saat ini. Beberapa orang menyebut fenomena ini "Silver Age", yang lain "Golden Age", dan ini semakin dikonfirmasi oleh meningkatnya popularitas dan pengakuan bahwa cat air semakin meningkat di seluruh dunia.

Nah inilah poin penting seniman seperti Deni Je untuk memamerkan karyanya sehingga mampu dilihat,dibaca dan di apresiasi oleh publik yang tentunya akan membuat sebuah dialog pemahaman dimana karya karya dari Deni Je begitu kuat di segala sisinya, baik itu ditinjau dari pemilihan material, Teknis yang luar biasa,komposisi,orisinalitas visualisasi maupun konsep yang syarat nilai dan makna. Kenapa saya katakan seperti itu dikarya karya Deni Je.? Baik mari kita kupas satu persatu komponen komponen yang mendukung luar biasanya pameran tunggal ini.

Tajuk Pameran tunggal dari bung Deni Je di Gallery KHAT ini adalah “ THE SENT DOWN IRON” (Besi yang diturunkan) dengan mengusung 13 karya terpilihnya yang dibuat kisaran tahun 2016 hingga 2020. Dari kisaran tahun tersebut Bung Deni mencoba meriset pola visual dan konsepnya, tidaklah sekedarnya atau sembarangan memilih Tajuk Solo Exhibition di tahun ini karena sebagai seniman yang juga aktif di dunia dakwah, Pameran merupakan juga sarana mendeliverykan pemikiran yang mustanir atau mencerahkan para penikmat seni dalam mencharge rohani nya, Inilah salah satu kekuatan dari pameran “ THE SENT DOWN IRON” (Besi yang diturunkan), dimana konsep karya karyanya berbenang merah dengan Al Quran, Ada banyak rahasia yang tertulis dalam kitab suci Alquran. Salah satunya adalah penamaan surat Al Hadid atau Besi. ”Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia (supaya mereka mempergunakan besi itu), dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” Alquran Surat Al-Hadiid (57) ayat 25. Ayat diatas, ada kata wa anzalnal-hadida yang artinya “Dan Kami turunkan besi”. Kata turunkan berarti, besi tidak dibuat dibumi, melainkan turun dari langit. Hal ini pun terjawab setelah Profesor Armstrong dari NASA atau Mohamed Asadi berpandangan bahwa “memang besi diturunkan dari langit”. Sains memberikan informasi kepada kita bahwa besi termasuk logam berat tidak dapat dihasilkan oleh bumi sendiri, Dan secara apik dan lugas tertuang dalam karya berjudul “ FROM ABOVE”(DARI ATAS)2019 dan karya yang lain dengan judul “THE SENT DOWN BOOK AND IRON( BUKU DAN BESI YANG DITURUNKAN)2020

Selanjutnya berhubungan dengan elemen kimia dalam tabel periodik. Kita tidak mungkin menafsirkan Surat Besi tanpa "membedah" elemen kimia besi berikut karakterisistiknya, yang berhubungan dengan kata al- hadid. Tanpa mengenal sifat¬sifat besi, pembaca tidak akan mengetahui "keindahan" Surat Besi ini, yang diletakkan pada nomor 57. Secara alamiah unsur besi mempunyai 4 isotop, yaitu 54, 56, 57 dan 58. Yang stabil ada 3, yaitu 56, 57 dan 58. Dari ketiganya Isotop 57 adalah satu-satunya yang punya nuclear spin. Uniknya ini sesuai dengan urutan surat Al Hadid (besi) yang merupakan surat ke-57,dimana dalam Al-Quran 57 adalah salah satu isotop besi (Fe=ferrum) . Sedangkan ,jika dihitung dari surah akhir Al-Quran merupakan surah ke -58 yang juaga merupakan salah satu isotop besi lainya,yaitu 58. Sebuah kelompok Peneliti Al-Quran dari Amerika Serikat yang bernamakan FAKIR 60 menjelaskan bahwa banyaknya kata dalam surat ini seluruhnya 574 kata,bilangan 574 menunjukkan Fe-57 adalah salah satu isotop yang stabil dari 4 isotop yang ada. Sedang banyaknya kata dari awal surat sampai dengan ayat ke-25(kata pertama) adalah 451. Bilangan 451, banyaknya kata adalah bilangan nomor symbol ke delapan isotop besi: Fe-52, Fe-54, Fe-55,Fe-56, Fe-57, Fe-58, dan Fe-58, sampai Fe-60 ; yaitu 52 + 54 + 55 + 56 + 57 + 58 + 59 + 60 = 451

Alquran tidak hanya menjelaskan dari mana besi berasal, namun juga bagaimana cara mengolah besi itu sendiri. Allah SWT berfirman dalan QS Al Kahfi : 96 dan Saba : 10 :

“Berilah aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain, ‘Tiuplah (api itu). Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api ‘, dia pun berkata,’ Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu” QS Al-Khafi ayat 96

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan ke pada Nabi Daud limpah kurnia dari Kami. (Kami berfirman), Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya.” QS Saba ‘(Kaum Saba) ayat 10

Salah satu teknik mengolah besi ialah besi dipanaskan hingga mendidih atau menjadi bara lalu baru dibentuk sesuai keinginan. Lagi-lagi proses ini 100 % persis dengan apa yang disebutkan dalam Alquran. Uniknya, Alquran menjelaskan bahwa cara ini sudah dipakai berabad- abad jauh sebelum era sains modern seperti sekarang ini. Proses pengolahan besi sekarang lebih modern, melalui proses peleburan bijih besi, pembakaran, proses tuang, cor, tempa, dan lainnya, yang bisa kita lihat di karya Berjudul “MEMBAKAR BUMI” (BURNING THE EARTH)2020 dan “KAU BAKAR AKU TUMBUH BERBUAH”2020 dengan menghadirkan visual sebuah alat pengolahan besi dengan material besi yang dilelehkan dengan warna warna panas yang berpendar tegas kuat ,ekspresif dalam sapuan kwas nya.

Selanjutnya Bung Deni Je ini menurut saya sangat mengetahui potensi yang ada pada dirinya, akumulasi kepintaran berfikir, enerji,skill serta komunikasi lewat ruang estetikanya begitu terakumulasi dengan baik dan massif ,Media cat air sebagai pilihan untuk proses cipta,rasa dan karsanya sangat tepat walau sebagai seniman maupun dosen seni juga tidak lepas dari penguasaan media yang lain seperti Oil, Acrylic dan media media lainya yang tidak kalah piawai dalam mengolahnya. Media cat air nya levelnya diatas rata rata dengan orisinilitas visual yang dihasilkannya,begitu spontan,ekspresif,kuat muncul jiwa ketoknya dalam arti setiap karyanya mempunyai enerji /Ruh/Takcu yang mampu membuat para penikmat karyanya shock secara visual. Bisa saya bilang Liar…namun terarah,kenapa saya mengatakan orisinal karena beberapa waktu yang lalu saya mencoba browsing mencari style lukisan watercolour seperti Deni Je ini baik dari seniman local maupun manca,saya belum berhasil mendapatkan corak atau minimal gaya ekspresifnya seperti lukisan dalam pameran The Sent Down Iron ini,Jadi saya menyimpulkan karya Deni Je ini sangat orisinil,ciri khas atau karakter nya akan mudah dikenali diantara watercolour artist yang ada, Dari beberapa teknis cat air yang saya tahu ada sekitar 7 teknik baku yang sering dipakai seniman cat air seperti teknis ; Wet Into Wet( Wet On Wet), Wet On Dry, Dry Brush, Dry On Wet, Flat Wash, Gradated Wash,dan Variegated Wash Deni Je lebih sering menggunakan teknis Wet Into Wet atau Basah di atas basah dan s variasi cipratan atau drop colour dari cat,juga lelehan lelehan warna serta sedikit mixed media dengan memakai sedikit corak drawing/arsir dengan menggunakan pensil warna cat air diatas kertas aquarel bertekstur kasarnya, yang bisa dilihat pada karya berjudul “THE GIFT” (HADIAH)2020. Pembuatan komposisi serta lay out nya sedemikian rupa apik dan mewakili genre lukisan cat air kontemporer sekarang ini.Warna warna pekat didominasi unsur warna panas dan dingin sesuai tema dan maksud tujuan dari karyanya, mengandung vitalitas spiritual yg lebih menggetarkan karena makna atau nilai dari lukisan yang mengandung pemikiran ini lebih mendalam ketimbang perasaan,sangat indah mengingatkan saya pada seniman illustrasi superhero amrik yakni Alex Ross yang sering memasukkan unsur warna kuat Vermillion,Ocean Blue,Crimson Red,Yellow Ochre,Deep Green yang juga sesuai kebutuhan illustrasinya. Jadi seperti apa yang diungkapkan BAUDELAIRE : “ Seorang seniman adalam makhluk yang sangat sadar terhadap penyesuaian,artinya, nyata tapi berhubungan secara irasional antara obyek yang berlainan. Bagi seorang penyair, penyesuaian mungkin dilakukan terhadap warna, suara/irama,namun bagi pematung selamanya adalah bentuk.

Akhirya dari sedikit tulisan saya ini,Support sepenuhnya untuk Bung Deni Je sukses selalu dalam Pameran Tunggal Lukisan “ THE SENT DOWN IRON ”2020 ini, Semoga Pribadi enerjik anda mampu menjadi trigger berkesenian, istilahnya “Dadi seniman kui yo pancen kesel(Capek) tapi yo ojo sampek leren…!!Semoga Energi berkarya seni anda juga merasuk ke kita semua sebagai lelaku dan menjadi bagian dari nilai nilai ibadah pada Allah serta menjadi konduktor lecutan dalam dakwah melalui seni.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Salam Dakwah Bil Arts,Yogyakarta 10 September 2020






Tidak ada komentar:

Posting Komentar